Merinding Cerita Sopir Ambulans Bawa Jasad Brigadir J : Dada Yosua Bolong, Dilarang ke Kamar Jenazah
4. Dada Yosua Sudah Bolong
Saat akan mengangkat jenazah Brigadir J, Ahmad terkejut melihat dada korban bolong, yang disebutnya sebagai akibat tembakan.
"Luka apa yang Saudara lihat?" cecar hakim ketua. "Hanya luka tembak, di badan," jawab Ahmad. "Tahu dari mana luka tembak?" tanya hakim lagi.
"Ada bolongan di dada sebelah kiri kalau tidak salah Yang Mulia," papar Ahmad.
Tak hanya itu, Ahmad juga melihat ada darah keluar dari jenazah Yosua. Meski demikian, ia tak bisa memastikan apakah darah berasal dari kepala atau dada.
"Saya tidak tahu darah itu dari badannya, dari kepala, atau itu dari yang genangan di lantai Yang Mulia. Karena wajah ditutup masker, saya nggak buka-buka," papar Ahmad.
5. Debat dengan Polisi, Dilarang Bawa Jasad ke Kamar Jenazah
Selama perjalanan ke RS Polri Kramat Jati, Ahmad mengaku mobil ambulansnya dituntun oleh polisi provost.
Setibanya di rumah sakit, Ahmad akan membawa jasad Brigadir J ke kamar jenazah. Namun hal tersebut memancing reaksi dari anggota Provos.
Polisi meminta Ahmad untuk membawa jenazah Brigadir J ini ke ruang IGD. Sang sopir ambulans pun terheran-heran.
"Kok dibawa ke IGD? Biasanya ke kamar jenazah?" tanya Ahmad ke polisi. Mendengar pertanyaan Ahmad, polisi pun menyemprot sang sopir ambulans.
Menurut pengakuannya, anggota polisi saat itu tidak mengetahui kenapa jenazah Brigadir J jangan dibawa ke kamar jenazah, melainkan harus ke IGD terlebih dulu.
Setelah berdebat, polisi akhirnya mengizinkan Ahmad untuk membawa jenazah Brigadir J ke kamar jenazah. Ketika akan izin pulang, Ahmad dilarang dan diminta untuk tetap menunggu jenazah hingga subuh. (*)
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait