MAKASSAR, iNewsPolman.id -Masyarakat memiliki peranan yang cukup penting dalam pembangunan bangsa dan negara ini. Sehingga masyarakat memiliki keterlibatan dan terlibat aktif dalam agenda pembangunan.
Dimana tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) merupakan agenda pembangunan komprehensif yang mencakup aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan tata kelola. Implementasi SDGs juga dilakukan dengan prinsip multipihak dan no one left behind, termasuk pelibatan non state actor seperti CSO. Indonesia sendiri hanya menyisakan waktu pencapaian SDGs delapan tahun lagi pada tahun 2030.
Pemerintah Indonesia dan masyarakat sipil sejak adopsi SDGs telah berupaya memastikan agar proses dan tata kelola SDGs dapat dilakukan secara inklusif dan multipihak. Hal ini terwujud dengan pembentukan tim pelaksana dan kelompok kerja SDGs di tingkat nasional dan daerah. Karenanya menurut Mulyadi Prayitno Direktur YKPM, ini sudah menjadi agenda internasional yang sudah diteroganisasi di dalam agenda pembangunan mulai dari pusat sampai ke daerah.
“nah kami sebagai masyarakat sipil ikut berkontribusi untuk pencapaian strategi itu terutama mendorong pemerintah kota untuk memastikan ada partisipasi masyarakat Nah makanya kami kita juga mengundang dari berbagai kalangan untuk berbicara, ada kelompok Pemuda karena yang berkaitan dengan untuk NKRI,” ujarnya saat berbicara dalam FGD dengan tema Peran dan tanggug jawab pemerintah dalam mencapai tujuan SDGs 16 serta program kerja yang mendukung di Masagena Selasa (21/2/2023).
Mulyadi menjelaskan jika isu-isu tidak diakomodasi maka berpotensi untuk terjadinya disintegrasi dan berpotensi untuk mengganggu proses demokrasi 2024. Sehingga fokus kepada pencapaian diantara 17 Tujuan SDGs kedepan menjadi hal penting di daerah. Pemerintah sendiri misalnya saat ini telah memberikan fokus masalah penting seperti penanganan kemiskinan ekstrem dan inflasi ekonomi (Tujuan 1), isu ketahanan pangan (Tujuan 2) dan komitmen penanganan perubahan iklim (Tujuan 13).
Hal senada juga diungkapkan oleh Makbul Halim seorang politisi senior di Makassar. Dia mengemukan akan pentingnya masyarakat dalam dalam berpartipasi dalam agenda pembangunan. karena dikhawatirkan akan terjadinya oligarki kekuasaan, ekonomi dan sosial budaya.
“Jika ini terjadi maka dipastikan demokrasi akan terinduksi dan tidak akan berjalan normal,karenanya masyarakat harus berperan aktif serta mengawasi jalannya pemerintahan,” ujarnya.
Bagi Makbul setiap orang berpotensi melakukan oligarki, baik itu kekusaan,maupun ekonomi. Karena banyak juga dari kalangan pengusaha yang kemudian masuk ke area kekuasaan.
Sedang Kabid Sosbud Bappeda, NOPTIADI, S.STP, MM yang ikut menjadi pembicara dalam FGD tersebut berharap agar masukan dari FGD tersebut akan semakin memperkaya materi RPKD Pemkot Makassar kedepan. Dia juga mendorong agar organisasi kemasyarakatan, pemuda dan lainnya tidak memiliki kepengurusan ganda. karena hal itu akan membuat pemerintah menjadi bingung saat akan memberikan bantuan pembinaan.
“Kita juga terus mendorong organisasi yang ada agar bisa bersama-sama dan memiliki kepengurusan organisasi yang solid, ujarnya.
Dia menjelaskan Kota Makassar telah merampungkan SDGs dalam bentuk Dokument. Dr. Hari SH, MH, Msi, Sekretaris KESBANGPOL kota Makassar dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pembelajaran kepada masyarakat dalam berdemokrasi.
“Pembinaan itu dengan melakukan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat, terutama kalangan pemuda dan ormas,” ujarnya.
Editor : Huzair.zainal