Jalan Penghubung Lima Desa di Tapango Putus, Abrasi Sungai Ancam Ratusan Hektar Sawah Habis Terkikis

Huzair zainal
Anggota DPRD Sulbar Irfan Pahri saat tinjau Kondisi jalan putus dan irigasi sawah yang rusak lebih dari 2 tahun

POLEWALI MANDAR, iNewsPolman.id – Jalan penghubung lima desa di Kecamatan Tapango kini terputus akibat abrasi sungai yang semakin parah. Kondisi ini tak hanya mengisolasi akses warga, tetapi juga mengancam persawahan milik ratusan Kepala Keluarga (KK) yang bergantung pada lahan tersebut untuk kelangsungan hidup mereka.

Seiring dengan terkikisnya tepian sungai, sawah-sawah yang berada di dekat aliran air terancam longsor dan rusak. Warga menyuarakan keprihatinan dan mendesak pemerintah segera melakukan upaya pencegahan agar abrasi tidak semakin meluas. 

“Kami khawatir, kalau ini dibiarkan, lahan yang menjadi sumber penghidupan kami akan hilang,” ujar salah seorang warga.

Dengan akses jalan yang kini terputus, aktivitas perekonomian warga terhambat. Masyarakat berharap adanya tindakan cepat dari pemerintah daerah untuk membangun tanggul atau jalan alternatif demi menjaga keamanan lahan pertanian dan mobilitas warga.

Kepala Desa Tapango mengatakan Sejak bencana banjir 3 tahun lalu, kerusakan akibat abrasi sungai semakin parah di Desa Tapango. Jalan penghubung utama yang biasa digunakan lima desa yakni Tapango Barat, Jambu Malea, Rappang, Bussu, dan Tuttula kini terputus, memaksa ratusan warga menempuh jalur lebih jauh untuk mengakses lahan pertanian dan pusat pemerintahan. 

Kondisi ini juga mengakibatkan sawah seluas 130 hektare di Desa Tapango tidak lagi produktif selama hampir tiga tahun terakhir, berdampak pada mata pencaharian sekitar 200 KK yang menggantungkan hidup dari pertanian.

“Sudah tiga tahun lebih kami tidak bisa menanam padi. Kehilangan akses ke sawah membuat warga semakin kesulitan, bahkan terpaksa mengandalkan bantuan beras dari pemerintah agar tidak kelaparan,” ujar Kepala Desa Tapango 

Lanjutnya, Akses yang terputus juga berdampak pada kegiatan ekonomi dan mobilitas warga, karena mereka harus berputar melalui jalur alternatif yang jauh lebih panjang.

Pemerintah desa dan warga telah mengajukan permohonan bantuan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Balai Penanggulangan Bencana Alam, namun hingga kini belum ada realisasi. Pemerintah Kabupaten Polman sempat merencanakan pembangunan tanggul untuk menahan abrasi, namun rencana tersebut tertunda akibat defisit anggaran. 

Meski demikian, warga tetap berharap pemerintah segera bertindak untuk memperbaiki jalan penghubung dan memulihkan irigasi, demi kelangsungan hidup masyarakat yang sudah lama terisolasi.

Sebagai upaya swadaya, warga bersama anggota DPRD setempat Hj. Lisda telah melakukan pemasangan beronjong di beberapa titik kritis, namun ini belum cukup untuk mengatasi masalah abrasi yang meluas. 

Pemerintah desa berharap adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah agar jalan utama dan lahan pertanian bisa kembali berfungsi, memberikan harapan baru bagi ratusan keluarga yang terdampak.

Editor : Huzair.zainal

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network