POLEWALI MANDAR, iNewspolman.id – Antrean panjang kendaraan, didominasi truk pengangkut barang lintas daerah, mewarnai kawasan SPBU Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, selama hampir dua pekan terakhir. Kondisi ini dipicu oleh kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar yang tak kunjung mereda.
Ratusan truk tampak mengular hingga sekitar satu kilometer di ruas jalan depan SPBU setiap sore hingga malam hari.
Situasi tersebut tak hanya menimbulkan kemacetan, tetapi juga memukul produktivitas para sopir yang mengandalkan waktu tempuh untuk mencari nafkah.
“Sudah hampir setiap hari begini. Waktu kami banyak terbuang, pendapatan juga menurun drastis karena cuma habis di antrean,” keluh Eka Pebrianto, salah satu sopir truk asal Majene, Senin (13/10/2025).
Menurut para sopir, waktu tunggu untuk mendapatkan giliran pengisian solar mencapai empat hingga enam jam setiap harinya.
Banyak di antara mereka terpaksa bermalam di sekitar lokasi SPBU agar tidak kehilangan antrean.
Penanggung Jawab SPBU Wonomulyo, Arham, membenarkan antrean panjang yang terjadi selama dua pekan terakhir.
Ia menjelaskan, peningkatan konsumsi solar dipicu oleh tingginya aktivitas angkutan hasil panen padi dari wilayah sekitar, termasuk Kecamatan Mapilli, Anreapi, dan Campalagian.
“Kami menerima pasokan 16 ribu liter solar setiap hari dari Pertamina, tapi memang tidak cukup. Dalam waktu semalam biasanya sudah habis,” ungkap Arham.
Ratusan truk tampak mengular hingga sekitar satu kilometer di ruas jalan depan SPBU setiap sore hingga malam hari. (Foto: Huzair Zainal)
Kondisi ini diperparah oleh pasokan BBM yang tiba tak menentu, membuat SPBU sering kosong pada siang hari. Akibatnya, antrean baru kembali membludak begitu suplai tiba pada sore hingga malam hari.
Sejumlah sopir menduga adanya penyaluran yang tidak tepat sasaran di beberapa SPBU, yang menyebabkan pasokan cepat habis meski suplai harian tetap berjalan.
Mereka meminta Pertamina dan Pemerintah Daerah Polewali Mandar turun tangan melakukan pengawasan langsung guna memastikan distribusi solar berjalan transparan dan adil.
“Kami berharap pemerintah dan Pertamina bisa kontrol langsung. Jangan sampai solar yang seharusnya untuk kendaraan umum justru lari ke pihak lain,” ujar Eka dengan nada kecewa.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Pertamina Regional Sulawesi terkait dugaan keterlambatan distribusi atau pengawasan suplai di wilayah Polewali Mandar.
Fenomena antrean BBM jenis solar di sejumlah SPBU di Polewali Mandar menunjukkan persoalan klasik yang berulang setiap musim panen.
Pengawasan distribusi dan transparansi suplai dari hulu ke hilir menjadi kunci untuk mencegah kelangkaan berulang dan meminimalisasi dampak ekonomi bagi masyarakat, terutama sopir angkutan barang.
Editor : Huzair.zainal
Artikel Terkait