Sayyang Pattu’du di Katumbangan: 10 Kuda Menari Meriahkan Khatam Al-Qur’an dan Maulid Nabi

Basribas
Sepanjang arak-arakan, kuda berhias kalung perak, penutup mata, hingga kacamata khusus tampil lincah mengikuti tabuhan rebana.

POLEWALI MANDAR, iNewsPolman.id – Tradisi kebudayaan Mandar kembali memukau masyarakat. Senin (15/9/2025), keluarga besar tokoh terkemuka Dusun Ancole, Desa Katumbangan, Kecamatan Campalagian, H. Muhammadia atau akrab disapa Pua Sogo, menggelar Ritual Sayyang Pattu’du, sebuah atraksi kuda menari yang menjadi ikon kebanggaan masyarakat Mandar.

Acara berlangsung semarak dengan menghadirkan 10 ekor kuda menari yang ditunggangi 20 anak cucu H. Muhammadia dari berbagai daerah di Sulawesi.

Ritual budaya ini dirangkaikan dengan khatam Al-Qur’an anak kemanakan keluarga besar serta peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurut Tandaria, salah satu keluarga penyelenggara, tradisi ini bukan hanya bentuk syukur, melainkan juga kewajiban masyarakat Mandar untuk menjaga warisan leluhur.

“Sebagai orang Mandar, kami berkewajiban menjaga tradisi ini. Sayyang Pattu’du bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana mempererat ikatan sosial karena melibatkan seluruh komunitas,” ungkapnya.

Sayyang Pattu’du atau atraksi kuda menari dikenal sebagai “budaya messawe totammaq” (budaya perayaan khatam Al-Qur’an).

Dalam tradisi ini, kuda yang dihias indah ditunggangi gadis belia berparas anggun, lalu diarak keliling kampung diiringi rebana dan lantunan kalindaqdaq (puisi Mandar bernuansa Islami).

Kuda bukan sekadar hewan tunggangan, melainkan simbol kekuatan, keberanian, dan keanggunan. Setiap gerakan tariannya memiliki makna spiritual, mencerminkan perjalanan hidup dan kedekatan masyarakat Mandar dengan nilai-nilai Islam.


Dalam tradisi ini, kuda yang dihias indah ditunggangi gadis belia berparas anggun, lalu diarak keliling kampung diiringi rebana dan lantunan kalindaqdaq (puisi Mandar bernuansa Islami).

Dahulu, Sayyang Pattu’du hanya digelar untuk merayakan khatam Al-Qur’an. Namun kini, atraksi budaya ini juga hadir pada momen penting lain seperti peringatan Maulid Nabi dan pernikahan.

Jumlah kuda yang terlibat pun bisa mencapai puluhan bahkan ratusan, menjadikannya pesta rakyat yang dinanti-nantikan.

Sepanjang arak-arakan, kuda berhias kalung perak, penutup mata, hingga kacamata khusus tampil lincah mengikuti tabuhan rebana.

Pemandangan ini selalu berhasil menyedot perhatian masyarakat yang memadati jalanan.

Indonesia dikenal dengan kekayaan budayanya, dan tradisi Sayyang Pattu’du adalah salah satu warisan khas Sulawesi Barat yang terus dijaga.

Selain menjadi tontonan memikat, tradisi ini juga menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat Mandar di tengah arus modernisasi.

Dengan meriahnya gelaran Sayyang Pattu’du di Katumbangan, masyarakat Mandar membuktikan bahwa kearifan lokal bukan sekadar masa lalu, melainkan warisan hidup yang terus lestari hingga masa depan.

Editor : Huzair.zainal

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network