get app
inews
Aa Text
Read Next : Wakil Ketua DPRD Polman Warning Keras Pengelola MBG: Jangan Jadikan Anak Sekolah Korban!

Viral! Anak Kepala Sekolah di SMKN Balanipa Diduga Aniaya Teman Sekelas, Netizen Geram Desak Sanksi

Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:27 WIB
header img
Pemerhati Pendidikan di Polman, Muh. Sukri dan aktivis perlindungan anak Dwi Bintang fajar saat di depan awak media (Foto: Basribas)

POLEWALI MANDAR, iNewsPolman.id — Kasus kekerasan di lingkungan sekolah kembali menyita perhatian publik setelah video perundungan di SMK Negeri Balanipa, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, viral di media sosial sejak Rabu (15/10/2025).

Dalam rekaman berdurasi lebih dari satu menit itu, terlihat seorang siswi (S) menjadi korban pemukulan dan tendangan oleh (R), yang diketahui merupakan anak Kepala Sekolah SMKN Balanipa sekaligus anggota Paskibraka sekolah.

Ironisnya, aksi kekerasan itu terjadi di dalam ruang kelas dan disaksikan sejumlah siswa lain tanpa ada yang mencoba melerai.

Beberapa siswa bahkan terdengar menertawakan korban, memperparah suasana perundungan yang terekam jelas dalam video tersebut.

Menurut keterangan aktivis perlindungan anak Dwi Bintang Fajar, insiden bermula dari perselisihan sepele terkait tugas kebersihan UKS.

Korban disebut tidak menjalankan kewajiban membersihkan area sekolah, yang kemudian memicu emosi pelaku hingga berujung pada tindakan kekerasan fisik.

Video yang beredar luas di berbagai platform media sosial itu langsung menuai gelombang kecaman dari masyarakat, aktivis anak, hingga pemerhati pendidikan.

Mereka menilai peristiwa ini mencerminkan lemahnya pengawasan pihak sekolah serta minimnya kehadiran guru pengawas saat jam pelajaran berlangsung.

Setelah video viral, orang tua pelaku yang juga kepala sekolah langsung mendatangi rumah korban untuk menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga Sahira.

Ia mengaku menyesali kejadian tersebut dan berjanji memberikan sanksi tegas kepada pelaku serta memastikan kejadian serupa tidak terulang di sekolah yang ia pimpin.

Pemerhati pendidikan, Muh. Sukri, menegaskan bahwa kasus ini harus menjadi alarm serius bagi pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan.

Ia menekankan perlunya penguatan pengawasan guru, penanaman pendidikan karakter, dan pembentukan sistem pelaporan kekerasan yang ramah anak agar korban berani berbicara tanpa rasa takut.

“Setiap bentuk kekerasan di sekolah bukan hanya melukai fisik korban, tetapi juga merusak mental dan nilai-nilai pendidikan itu sendiri,” ujar Sukri di hadapan awak media.

Kasus ini memantik reaksi luas dari warganet, yang menuntut transparansi dan keadilan dalam penanganan kasus, tanpa adanya perlakuan istimewa bagi pelaku meski berstatus anak kepala sekolah.

Banyak pihak menilai, pembiaran terhadap kasus semacam ini dapat merusak citra dunia pendidikan serta melemahkan semangat Sekolah Ramah Anak (SRA) yang tengah digalakkan pemerintah.

iNewsPolman.id menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan di lingkungan pendidikan merupakan pelanggaran serius terhadap hak anak, sekaligus mencederai nilai moral dan etika pendidikan.

Semua pihak — sekolah, pemerintah, maupun orang tua — diharapkan berperan aktif dalam pencegahan perundungan, memperkuat pendidikan karakter, serta memastikan sekolah menjadi tempat aman, nyaman, dan bebas kekerasan bagi seluruh peserta didik.

Sebagai bentuk tanggung jawab moral dan profesional, iNewsPolman.id berkomitmen mendukung Gerakan Sekolah Ramah Anak (SRA) dan menolak keras segala bentuk kekerasan fisik maupun verbal di lingkungan pendidikan.

Identitas lengkap pelaku dan korban disamarkan demi melindungi privasi anak di bawah umur, sesuai Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Editor : Huzair.zainal

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut