get app
inews
Aa Text
Read Next : “Siwaliparri”, Filosofi Gotong Royong Mandar yang Menjadi Akar Kekuatan Sosial Masyarakat Sulbar

Panggung Hari Buruh 1 Mei di Polewali Mandar: Teriakan Solidaritas Lawan Eksploitasi Digital

Kamis, 01 Mei 2025 | 18:59 WIB
header img
Di bawah komando koordinator lapangan Ewink, mereka menyuarakan aspirasi mewakili buruh formal dan informal – mulai dari pengemudi ojek online, barista, pramusaji, hingga petani penggarap.

Polewali Mandar, iNewsPolman.id – Suasana jalan trans Sulawesi tepatnya di depan Lapangan Pancasila Polewali Mandar berubah menjadi lautan aspirasi, Rabu (1/5/25) sore.

Sekitar pukul 14.30 WITA, puluhan massa tergabung dalam Aliansi Rakyat Polman menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional (May Day), dengan mengusung satu pesan kuat: "Kita Semua Buruh, Buruh Bersatu Tak Bisa Dikalahkan."

Aksi damai yang digelar ini merupakan bentuk perlawanan terhadap berbagai bentuk penindasan terhadap buruh modern yang dibungkus dengan label baru seperti "mitra usaha", "tenaga kontrak", hingga "influencer ekonomi digital".

Dalam orasinya, para demonstran menilai bahwa sistem ekonomi kapitalistik telah menciptakan ilusi kebebasan bagi buruh, yang pada kenyataannya tetap berada dalam rantai eksploitasi.

Aksi ini digalang oleh puluhan warga dari berbagai latar belakang profesi yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Polman.

Di bawah komando koordinator lapangan Ewink, mereka menyuarakan aspirasi mewakili buruh formal dan informal – mulai dari pengemudi ojek online, barista, pramusaji, hingga petani penggarap.

Unjuk rasa berlangsung di pusat kota Polewali Mandar, tepat di depan Lapangan Pancasila, Rabu (1/5/2025) sekitar pukul 14.30 WITA.

Lokasi ini dipilih karena merupakan titik strategis dan simbol representatif masyarakat Polewali Mandar.

Menurut para orator, Hari Buruh bukan lagi sekadar seremonial tahunan, tetapi momentum perlawanan terhadap sistem yang menindas.

Mereka menilai, buruh saat ini tidak hanya menghadapi eksploitasi ekonomi, tetapi juga pengaburan identitas pekerja yang melemahkan solidaritas kelas.

“Negara mestinya hadir membela buruh, bukan menjadi alat kekuasaan modal,” ujar Ewink koordinator aksi.

Aksi berlangsung tertib dan damai. Massa membawa manifesto bertuliskan tuntutan, membacakan manifesto perjuangan buruh, serta menyerukan yel-yel perlawanan.

Beberapa petugas kepolisian turut berjaga mengamankan jalannya demonstrasi. Tidak ada laporan insiden selama aksi berlangsung.

Dalam manifesto yang dibacakan secara lantang, peserta aksi menyoroti bahwa pekerjaan hari ini dihargai per rating, per kilometer, hingga per cangkir kopi.

“Kita dibagi agar tak bisa bersatu. Tapi hari ini kita satu suara: kita semua buruh!” seru massa dengan penuh semangat.

Mereka juga menolak propaganda “kerja keras pasti berhasil” yang dianggap menyesatkan karena hanya menguntungkan segelintir elite yang mewarisi kekayaan.

Aliansi mendesak negara untuk memperkuat regulasi pro-pekerja, menjamin akses terhadap jaminan sosial, serta menghidupkan kembali kekuatan serikat pekerja yang independen.

Aksi ditutup dengan seruan penuh semangat:
“Hidup Buruh! Hancurkan Penindasan! Buruh Bersatu Tak Bisa Dikalahkan!”

Pesan ini menggema sebagai simbol perlawanan kaum pekerja yang selama ini terpinggirkan, namun menjadi fondasi utama perputaran ekonomi bangsa.

Editor : Huzair.zainal

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut