Dialog Anti-Radikalisme di Polewali: Waspada dan Tangkal Paham Ekstrem

POLEWALI MANDAR, iNewsPolman.id –Masjid Jami’ Taqwa, Kelurahan Madatte, menjadi tempat berlangsungnya Dialog Anti-Radikalisme yang membahas bahaya dan strategi menangkal paham radikal. Acara yang diikuti oleh pelajar SMP, SMA, hingga mahasiswa ini menghadirkan narasumber H.M. Sahlan, M.Ag., Alauddin, S.H., dan Sayyid Ahmad Fadl Al-Mahdaly.
Dalam dialog ini, radikalisme diidentifikasi sebagai ancaman yang dapat memecah belah bangsa. H.M. Sahlan menekankan pentingnya Empat Pilar Kebangsaan dan peran budaya serta agama dalam menangkal paham radikal. Alauddin, S.H. menguraikan bahwa radikalisme sering kali menyalahgunakan ajaran agama dan bersifat intoleran, eksklusif, serta ekstrem. Sementara itu, Sayyid Ahmad Fadl Al-Mahdaly menegaskan bahwa agama mengajarkan perdamaian dan toleransi, bukan kebencian.
Dalam sesi tanya jawab, peserta mempertanyakan cara menangkal radikalisme. Para narasumber menekankan bahwa meningkatkan wawasan kebangsaan, memperkuat pemahaman agama yang moderat, dan menjunjung kearifan lokal adalah langkah utama.
Dialog ini menghasilkan rekomendasi strategis, seperti penguatan pendidikan kebangsaan, literasi digital, serta keterlibatan tokoh agama dan masyarakat dalam menyebarkan ajaran damai. Dengan kesadaran kolektif, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menangkal radikalisme dan menjaga persatuan bangsa.
Editor : Huzair.zainal