POLEWALI MANDAR, iNewsPolman.id - Meski cuaca gerimis masih mengguyur Desa Riso, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, namun itu tak menyurutkan semangat Mbak Sitti untuk berjualan pentolan keliling kampung, Padahal wilayah ini baru saja diterjang banjir dan longsor, Sabtu 15 Oktober 2022 lalu.
Dengan mengendarai sepeda motor serta Mengenakan hijab dan masker, Mbak sitti mengitari wilayah Kecamatan Tapango dengan membawa jualan pentolan nya di bagian belakang motor.
Pentolan yang dijual pun terbilang murah yah, hanya Rp 1.000 untuk pentolan besar dan Rp 500 untuk yang kecil, dan rasanya jangan lagi diragukan, ueenak benar.
“Waktu banjir dan longsor di Desa Riso, saya Tidak menjual, takut mas ” ungkap Sitti, saat iNewsPolman.id mencoba rasa pentol yang dijual di Desa Riso, tepat saat itu para awak media tengah melaksanakan tugas peliputan.
Diketahui Mbk SittiJualan pentol keliling telah dilakoni selama empat tahun. dengan ketekunan dan kesabaran, keuntungan yang bisa di dapat dalam sebulan kurang lebih Rp 3 juta.
" Tak hanya saya, suami juga jualan pentol keliling, tapi diwilayah Kecamatan Wonomulyo. Sehari rata-rata saya dapat untung Rp 100.000 dari jualan pentol,” bebernya.
Mbak sitti bernama asli Sitti Aisyah , kelahiran tahun 1989. Ia berdarah Bugis-Jawa, berdomisili di Desa Banato Rejo, Kecamatan Tapango.
Penjual pentol yang satu ini memang beda dengan lainnya, dimana wajah nya berparas cantik jelita, didukung warna kulit putih cerah, meski hanya dibalut make up sederhana.
Parasnya yang dimiliki mbk Sitti sungguh memikat dan jadi nilai tambah tersendiri dalam berjualan pentol, “Saya jualan dari siang sampai sore. Biasanya sih ada cowok manggil-manggil mau beli, ternyata cuma nanya-nanya saja,” ujarnya tersenyum simpul.
Tak hanya memiliki paras cantik, Sitti juga dikenal ramah dengan siapa saja, pelanggannya mengaku peramah,"dan santun dan mudah berkomunikasi dengan siapa saja ,baik sekali orang nya pak,kata ibu Lia.
Diketahui Sitti Aisyah merupakan anak bungsu dari lima bersaudara, menempuh pendidikan di SMK Tapango Hingga kelas III, dan kemudian menikah.
Diketahui orang tua Sitti seorang petani penggarap sawah dan hidup sederhana. (*)
Editor : Huzair.zainal
Artikel Terkait